Mengikat janji setia dalam sebuah pernikahan, bisa menjadi momen paling membahagiakan dalam hidup. Namun, rasa bahagia itu tidak hanya berdampak pada hubungan dengan pasangan, melainkan juga pada tubuh.
Seperlimanya mengaku mengalami kenaikan hingga 2,7 kilogram, dan sebanyak 22 persennya mengaku mengalami kenaikan seberat 0.9 kilogram. Hanya 18 persen pasangan yang mengatakan pernikahan tidak memengaruhi berat badan mereka.
Menariknya, 64 persen dari mereka mengaku kebiasaan makan saling menjadi cermin bagi pasangan. Mereka akhirnya berbarengan mengalami kenaikan atau penurunan berat badan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Forza Suplemen, 72 persen orang merasa memiliki kewajiban untuk tetap langsing saat masih lajang. Alasannya, mereka merasa harus tampil menarik untuk mencari pasangan. Tapi setelah menikah atau memiliki hubungan yang stabil, 82 persen orang tak lagi peduli dengan berat badan mereka. Bahkan 54 persennya mengaku, berat badan mereka bertambah bersama dengan pasangan.
Lebih dari setengah pasangan yang diteliti, mulai mengalami kenaikan berat badan sejak tiga tahun pernikahan. Bagi wanita, itu merupakan momen mengembalikan berat badan setelah melakukan diet ketat agar tampak kurus saat melangsungkan pernikahan.
Di tahun keempat, berat badan mereka makin naik. Alasan terbesarnya, karena menghabiskan banyak waktu bersama dengan mengonsumsi camilan sambil menonton televisi. Selain itu, rasa telah memiliki orang yang mencintai memang membuat tak lagi peduli pada penampilan.
“Rasa nyaman telah merusak pola diet seseorang. Ini cukup mengejutkan karena penambahan berat badan terjadi kurang dari empat tahun usia pernikahan mereka,” ujar Lee Smith, managing director Forza Suplemen, seperti dilansir Daily Mail.